Reaksi Yang Benar dari Orangtua Ketika Anak berperilaku buruk

Anak-anak sering bertingkah. Tidak jarang, perilaku buruk yang mereka lakukan membuat ibu atau ayah marah. Berbagai tanggapan diberikan oleh orang tua, mulai dari yang bodoh hingga memarahi anak-anak.
Terkait dengan ini, sebuah penelitian di Belanda pada 2013 menemukan bahwa orang tua yang merespons sangat emosional ketika anak-anak menangis juga lebih cenderung bereaksi berlebihan. Kemudian, tipe orang tua ini cenderung menggunakan metode disiplin yang keras di rumah.
Diane McIntosh, MD, FRCPC, asisten profesor psikiatri di University of British Columbia dalam sebuah buku berjudul Stress: The Psychology of Managing Pressure, menulis bahwa anak-anak membutuhkan orang tua yang dapat memberikan cinta dan dukungan, serta disiplin. Ini berarti bahwa orang tua harus memahami perasaan anak-anak mereka.
“Ketika berhadapan dengan anak-anak yang berperilaku buruk terutama jika suasana hatinya sedang buruk, orang tua tentu bersimpati. Tetapi ada orang yang hanya bersimpati dan ada juga orang tua yang berusaha mengenali kesulitan anak tanpa melibatkan perasaan. Nah, orang tua yang hanya bersimpati bisa sebenarnya berpartisipasi dalam stres dan “Akibatnya, orang tua mudah emosional dan bahkan membentak anak-anak,” kata McIntosh.
Sementara itu, orang tua yang mencoba mengenali perasaan anak-anak tanpa melibatkan perasaan mereka sendiri tetap relatif tenang. Akibatnya orang tua dapat membuat penilaian yang lebih baik sehingga mereka dapat membantu mengatasi kesulitan anak dengan cara yang lebih terstruktur.
“Satu hal yang perlu dilakukan orang tua adalah menyadari bahwa setiap anak itu unik dan mengajari dia untuk mengelola perasaannya yang tidak baik. Bagaimana, orang tua tidak perlu bereaksi berlebihan ketika anak-anak mengekspresikan emosi mereka. Dengan cara ini, anak-anak akan meniru,” kata McIntosh.
Shannon Lipscomb, asisten profesor pengembangan manusia dan ilmu keluarga di Oregon State University telah melakukan penelitian dan menemukan bahwa orang tua yang cenderung bereaksi berlebihan akan marah lebih cepat ketika balita membuat kesalahan. “Ini menunjukkan bahwa emosi negatif dapat terbentuk dengan sendirinya dan mempengaruhi perilaku anak di kemudian hari,” kata peneliti Shannon Lipscomb, asisten profesor pengembangan manusia dan ilmu keluarga di Oregon State University seperti dilansir Health Day.
Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Article
Cara Cerdas Memilih Peralatan Pakaian Bayi

Cara Cerdas Memilih Peralatan Pakaian Bayi

Next Article

Pertolongan Pertama Saat Bayi dan Anak Cegukan atau Sedakan atau Tersedak

Related Posts