Mendidik Anak Agar Tidak Membully dan Tidak Dibully

Kasus bullying atau penindasan yang terjadi di sekolah dan lingkaran anak-anak cukup memprihatinkan. Bullying adalah masalah yang signifikan dalam hubungan anak-anak dan remaja saat ini. Meskipun terlihat sepele, tapi masalahnya ternyata memiliki dampak yang cukup serius pada perkembangan mental dan emosional anak-anak di masa depan. Wajar jika sebagai orang tua Anda merasa khawatir.
Bullying adalah perilaku negatif (kekerasan fisik maupun psikis) yang dilakukan secara berulang-ulang di waktu berbeda oleh seseorang atau sekelompok orang, yang dilakukan secara sengaja untuk menimbulkan ketidaknyamanan dan memperoleh kekuasaan atau kontrol terhadap satu atau sekelompok orang lainnya, serta adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban.
Tapi tentu saja Anda tidak dapat melindungi mereka selama tujuh kali dua puluh empat jam. Ada saat-saat tertentu di mana Anda tidak dapat memberikan kontrol penuh kepada mereka. Anak menjadi overprotective, akan lebih baik jika Anda mengajarkan pentingnya mekanisme pertahanan diri untuk anak-anak sehingga mereka dapat mempertahankan diri dari bullying. Hal ini akan berguna bagi mereka sampai di masa dewasa.
Ada beberapa bentuk bullying yang terjadi di sekitar anak:
Bully Verbal : gosip, celaan, fitnah, memalak (meminta uang secara paksa disertai ancaman), memanggil dengan nama atau julukan yang tidak disukai, dan pernyataan bernuansa ajakan seksual.
Bully non verbal : melihat dengan tatapan sinis, ekspresi merendahkan, menyoraki saat melihat aksi bullying, mengucilkan, dan mengancam dengan isyarat.
Bully relasional : pelemahan harga diri korban secara sistematis, persekusi, pengabaian dan pengisolasian. Bullying jenis ini umumnya tidak mudah diidentifikasi seperti bully verbal atau fisik.
Bully fisik : mencekik, menendang, menjambak, memukul, merusak barang-barang, dan tindakan agresif fisik lainnya. Bullying jenis ini umumnya terjadi pada anak laki-laki.
Cyberbullying : mengirim pesan negatif di media sosial, mengirimkan voicemail berisi ancaman atau hinaan, membuat postingan yang mempermalukan korban, dan menggunakan akun anonim untuk menyerang media sosial korban.

Berikut cara yang perlu diajarkan orang tua sehingga anak-anak dapat mempertahankan diri dari bullying:


Melaporkan kepada Guru atau menceritakan kepada Orangtua

Tindakan pencegahan dilakukan agar anak mampu mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya bullying dan mampu melawan ketika hal tersebut benar-benar terjadi. Gunakan aturan lima jari : abaikan dan pergi, abaikan dan pergi, katakan “saya tidak suka”, bilang kepada guru, dan ceritakan kepada guru. Latih juga anak-anak menghadapi bullying dengan percaya diri, berteman, mengatakan “stop”, menghindari pelaku, serta melapor pada guru atau orang tua.

Tanamkan bahwa perilaku bullying tidak dapat ditolerir. 

Latih anak dengan perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Sehingga mereka dapat memberikan bantuan ketika melihat bullying terjadi (melerai, mendamaikan, melaporkan), bukan hanya sekedar menonton atau malah menjadi pendukung bullying.

Meningkatkan ketahanan keluarga dan memperkuat pola asuh

Disini orang tua dapat menanamkan nilai-nilai agama dan cinta kasih sayang kepada anak. Memberikan lingkungan yang penuh kasih sayang sejak dini. Membangun rasa kepercayaan diri, keberanian, kemampuan bersosialisasi, serta mengajarkan etika.
di lingkungan sekolah pihak sekolah dapat memberlakukan program sekolah anti bullying dan memasukkannya dalam kurikulum sekolah. Program ini dapat berupa penyuluhan rutin ataupun program pelatihan.

Besarkan anak di lingkungan yang penuh cinta

Cara paling efektif untuk mencegah anak menjadi korban bullying atau pelaku bullying di masa depan adalah dengan membesarkan mereka di lingkungan penuh kasih sayang sejak kecil. Cara Anda berinteraksi dengan pasangan dan anak-anak akan terekam dalam memori si buah hati dan ia terapkan pada kehidupan sosialnya di luar rumah. Jadi pastikan Anda memberi contoh yang baik baginya. Ajarkan kepadanya bahwa sikap-sikap yang menjurus pada penindasan secara emosional dan fisik merupakan hal buruk, agar ia tak melakukan hal ini kepada orang lain.

Pastikan Anda selalu dekat dengan anak

Agar Anda bisa mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan sosialnya di luar rumah, Anda perlu terhubung dengan anak secara emosional. Dengan begini anak tidak akan segan bercerita kepada Anda apa saja yang terjadi kepadanya setiap hari. Jadi jika dia menjadi korban bully atau malah melakukan tindakan bullying Anda bisa segera mengetahuinya dan mengambil tindakan sedini mungkin. Dengan begini anak jadi punya tempat untuk menyampaikan masalah mereka sehingga tidak jadi berlarut-larut seperti kasus-kasus bullying yang sering kita saksikan di liputan media massa.

Kembangkan rasa percaya diri anak

Salah satu faktor yang menyebabkan anak menjadi korban bullying adalah karena ia tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup untuk menjadi mekanisme pertahanan dalam menghadapi bullying. Para penindas selalu mencari korban yang terlihat mudah. Anak-anak yang terlihat penakut, pemalu, dan tidak punya teman adalah target utama. Karena itu ajarilah anak untuk menunjukkan sikap percaya diri, terutama di hadapan orang lain yang bukan anggota keluarga. Ajarkan dia untuk bersikap ramah dan tidak bersikap malu-malu saat berbicara dengan orang lain.

Ajari anak untuk jadi berani

Cara yang ampuh untuk mencegah anak menjadi korban bullying adalah dengan bersikap berani. Ajari anak untuk menunjukkan ketegasan dalam menghadapi bullying. Ini tidak berarti Anda mengajarkan anak untuk melawan dengan kekerasan. Setidaknya mereka harus punya keberanian untuk berkata ‘tidak’ atau ‘berhenti’ saat ditindas.
Beri contoh kepada mereka cara mempertahankan diri jika hak mereka dilanggar (misalnya dengan menegur orang yang menyerobot antrean)

Kembangkan kemampuan bersosialisasi anak

Seperti yang sudah dijelaskan dalam poin ketiga, anak yang tidak punya teman merupakan target mudah bagi para penindas. Karena itu pastikan agar anak Anda punya kemampuan dasar dalam bersosialisasi yang cukup. Ini berguna baginya untuk menjalin pertemanan. Tentu saja ia tidak harus menjadi anak yang populer atau menonjol. Tetapi dengan kemampuan bersosialisasi yang cukup dia akan punya rasa percaya diri yang memadai untuk mendapatkan penghargaan yang sepantasnya dari lingkungan sekitarnya.

Yang Mempengaruhi Terjadinya Bullying :

  • keluarga yang tidak rukun, permisif terhadap perilaku kekerasan, dan sering mempertontonkan ketidakharmonisan di hadapan anak-anak
  • perbedaan kelas di sosial, faktor ekonomi, agama, gender, etnisitas, atau rasisme
  • tradisi senioritas, dimana terdapat peraturan tidak tertulis secara turun temurun
  • situasi sekolah yang tidak harmonis dan diskriminatif, pengawasan guru rendah, bimbingan etika tidak layak, dan kedisiplinan kaku
  • karakter individu atau kelompok, adanya semangat untuk menguasai, mencari popularitas, dan kurangnya empati
Hal yang dilakukan ketika anak mengadukan masalah bullying yang mereka alami adalah dengan bertindak suportif. Jangan menunjukkan sikap memojokkan kepada mereka. Dengan harpan artikel penulis mikhayla.my.id bisa bermanfaat keapda orang  tua yang mendidik anak agar terhidnar dari bully dan mengajarkan anak tidak membully
Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Article

Cara Pilih Guru Les Privat untuk Anak

Next Article

Mengatasi Anak Takut Seperti takut Suara Hujan

Related Posts